Masa Indah (I)

Masa Indah (I)
2005…2006…2007…2008….., tanpa terasa ternyata telah ±3 tahun kutinggalkan bangku SMA_ku. Sebuah komunitas kaum terdidik dengan uniform putih abu-abu. Orang banyak yangbilang masa SMA adalah masa yang paling indah di antara masa-masa hidup seorang anak manusia. Sebuah pernyataan yang tidak salah tapi tidak terlalu benar juga.
Benarnya, mungkin…..
1. Saat SMA lah hampir setiap manusia melewati usia 17 tahunnya (lebih keren disebut “sweet seventeen”), entah darimana adat ini sehingga teman-teman dahulu memberikan perayaan yang istimewa untuk usia tersebut, apakah ini sebuah pertanda terjadinya migrasi dari sebutan remaja ke dewasa ataukah usia tersebut sebagai pertanda kematangan berpikir seorang remaja. Entahlah…(aku juga tidak sempat menelusuri literatur yang membahas tentang itu) tapi pastinya, bagi sebagian anak SMA, momen 17 adalah sebuah momen yang punya nilai lebih buat mereka.
2. Masa-masa hidup di SMA adalah masa yang penuh dengan pernak-pernik keromantisme keremajaan. Begitu banyak akhirnya orang-orang yang sudah berumur sekarang akan bercerita tentang masa-masa paling indahnya serta masa-masa paling surammya dengan seseorang. Ya…tentunya saat mereka SMA. Hingga teringat ketika itu, saya dan tinggal beberapa orang saja teman yang tidak teridentifikasi punya “teman spesial” hingga bangku SMA kami tinggalkan, walaupun tidak kunafikan bahwa perasaan untuk itu ada;) tapi Alhamdulillah, dengan kesadaran yang tinggi kutepis keinginan itu (pertama, takut berbuat dosa; kedua, takut sama orang tua, apalagi saat itu papi yang ngajar di sekolah jadi bisa berabe urusannya k-lo ketahuan, tapi intinya saat itu aku sudah sadar bahwa pacaran itu nda’ boleh sebelum nikah-sesudah nikah baru boleh’sama isteri maksudnya’).
3. “saat yang paling berkesan adalah saat dimana akan terjadi perpisahan”, hal ini biasa menjadi alasan mengapa betapa indah dan berkesannya masa SMA, berpisah dengan orang tua, kakak, adik dan semua keluarga setelah tamat SMA untuk pergi menuntut ilmu atau bekerja ke kota lain (utamanya bagi seorang yang tinggal jauh dari pusat pendidikan tinggi-dari kampung gitu looh-), berpisah dengan seperangkat peraturan baku yang wajib dipatuhi (datang 07;30 pulang 13;…, pakai seragam putih abu-abu, upacara bendera tiap hari senin, senam tiap hari sabtu, dll) ketika sudah tamat SMA.
Itulah sebagian kemungkinan dari serentetan masa, kisah indah di SMA “masa-masa paling indah, masa di sekolah, tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah”, (ayo…lagunya siapa?). Ini hanya sebuah prolog untuk menjemput calon-calon mahasiswa baru di universitasku. Sebuah misi yang ingin kusampaikan kepada kalian semua, Dindaku, bahwa ternyata masa indah di SMA tidak lebih indah dibanding masa-masa di kampus nantinya. Kemapanan berpikir, bertindak, bersuara akan engkau dapatkan di dunia sana. Sebuah komunitas yang baru, yang penuh dengan dinamika dan segala intrik-intriknya. Sebuah komunitas yang Dindaku akan lihat begitu banyak model dan gaya penghuninya, mulai yang paling sering nongkrong di warung-warung,di tempat fotokopian, di pinggir jalan sampai yang paling senang nongkrong di masjid atau di ruang dosen. Kan….kuceritakan engkau, wahai dinda di lain waktu….
BERSAMBUNG…….:)

ajakanku

Setelah merenung akan realita kampusku


AJAKANKU


Banyak hal yang tak mungkin, begitulah engkau berkata kawan……


PADAHAL

Banyak kemungkinan yang tercipta untukmu, kawan…….

Pernahkah engkau berpikir demikian, saudaraku…….


Ah…… mungkin, pikiranku tidak sama denganmu, saudaraku……

Ku ketuk hatimu tuk membuka lembar baru, berjalan bersama sekadar membuka ruang pikir.


Akhirnya, kuajak engkau BERSAMAKU !

Oleh, Muhammad taufiq t., mahasiswa kimia unm.
Lptq,17 februari 2008.

Simple Taujihat

amanah.... ini bukan perkara antum belum atau sudah, bukan pula perkara antum bisa atau tidak bisa, tapi ini persoalan apakah antum yakin atau tidak yakin.

Diriku.....

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Seorang alumnus salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar tepatnya di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas MIPA, Jurusan Kimia. Sekarang melanjutkan perantauan akademik di kota Gudeg Jogjakarta, menimba Ilmu di salah satu perguruan tinggi top three in Indonesia, Universitas Gadjah Mada jurusan Kimia. Seorang yang tidak terlalu menuntut dari lingkungan tapi berpikir apa yang dapat dia berikan untuk itu semua. "orang yang hidup untuk orang lain akan hidup dengan kebesarannya dan mati dalam kebesarannya juga, namun orang yang hidup untuk dirinya sendiri akan hidup dengan kapasitas yang kecil dan mati dalam keadaan kecil juga", demikian intisari ucapan seorang tokoh pergerakan Islam terbesar di dunia yang seorang "Taufiq" pegang sebagai salah satu landasan berpikir, berbuat dan bergerak untuk sebuah proyek peradaban.