SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1430 H


Buat semua saudara-saudariku baik yang ane kenal ato belum_yang pernah bersua sebelumnya atau belum. Namun keberadaan mu cukup kurasai dalam sebuah spirit ukhuwah yang kita bangun bersama. Semoga hal itu kekal di hatiQ dan hatimu...
Ana uhibbuka/ki fillah...")

Ana akhukum fillah_Muhammad Taufiq T.sekeluarga.

Dahulukan S-1 or S-3....???


Warning:
Tulisan nih, g’ terlalu cocok buat yang dah S-3!!!!!

Continued:.....
Berawal dari percandaan sesama ikhwan (akhwat g masuk loh)_saat kondangan syukuran salah satu teman yang beberapa hari sebelumnya dah wisuda S-1..nya, maka.....
Lahirlah ide perenungan ini...
Tidak sekedar membayangkan yang indah-indah mulu..
Tidak sekedar bercanda tanpa tujuan yang jelas...
So, sedari sekarang sikap dan komitmen kita harus tersetting sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan pemahaman agama yang jelas dan kuat..

“Fiq, ntm milih mana, duluan S-1 atau S-3_nya”, tanya seorang ikhwan waktu itu.
Kubalas dengan senyuman sambil menjawab seadanya, “ya, S-1 dulu lah akh”, ikhwan yang lain menjawab pilihan yang satunya ada juga yang sama denganku..
Pertanyaan dan jawabanku_jawaban teman-teman yang lain membekas di benakku hingga pulang dari undangan tersebut. Entah mengapa sempat-sempatnya ane berfikir seserius itu, padahal sebelumnya untuk mau berfikir semacam itu lagi setelah sempat “....”, telah ku ikrarkan untuk tidak terlalu terlena dengan angan-angan indah semacam itu.

Menurut hemat ane pribadi, itu tergantung pemahaman dan kesiapan dari yang bersangkutan. Sebab untuk mengambil jalan seserius itu, akan banyak tantangan yang akan dihadapi. Sehingga kematangan personal adalah sebuah kemutlakan dan keniscayaan.
Namun kalo difikir-fikir, g ada salahnya ketika diantara kita ada yang berkomitmen untuk S-3 sebelum S-1. G’ ada yang salah kok. Hitung-hitung ketika wisudahan S-1 sudah ada tambahan makhluk yang mendampingi di aula tempat wisudah selain Abi_Ummi_Adek ato Kaka’.^_^v, mantepz too...

Sedikit sumbangsih bagi diantara antum yang ternyata punya pilihan S-3 sebelum S-1. Ini hanyalah deretan sumbang-saran yang miskin nuansa kebijaksanaan (maklum kita bukan filosof sih, belajar agama juga otodidak...):

1. Matengkan dulu personal kita!!
Pematangan itu dari banyak sisi bro, diantaranya pematangan sosial, mental, fisik, pematangan kognisi, dan pematangan-pematangan lainya. Banyak lah, yang pada intinya mengajak kita untuk tidak menjadi pribadi biasa-biasa untuk memasuki tahapan serius dalam sejarah hidup kita (Become a great people), soalnya di sana dibutuhkan seorang manusia yang punya semangat seperti semangatnya pahlawan taon 60-an, secerdas bapak Habibi, sekuat Hercules, dll, intinya tantangan nya tidak biasa-biasa bro.
2. Perjelas maksud kita untuk mengambil pilihan tersebut!!
Ini berkaitan dengan niat kita, bang.... apapun itu tergantung niatan kita yang meruah dalam bentuk maksud suci. Dianalogikan, untuk mengadakan sebuah perjalanan ke suatu tujuan, maka kejelasan maksud mutlak diperlukan sebab bisa jadi kalau maksudnya sudah ga’jelas di awalnya, maka bisa jadi antum akan memutar haluan balik kembali ke tempat semula. Maka yang jadi...adalah kerugian bagi dua pihak.
3. Pastikan anda mampu!!
Maaf kalo ada yang kurang setuju, menurut pemahaman ane...mampu di sini dipandang dari dua sudut pandang yaitu mampu secara financial dan mampu secara biologis. Walaupun, ane g berkata bahwa jika g’ lengkap keduanya maka anda g bisa ber-S-3. Tafaddal, silahkan diteruskan cuman....kita akan terbentur dengan permasalah klasik yang tetap menjadi momok di era kontemporer ini jika g’ punya dari 2 kemampuan tersebut.
4. Pandai-pandailah membaca kondisi kita saat ini!!
Itu artinya dengan pilihan ini, kita masih akan berada pada kondisi dan status sebagai seorang mahasiswa. Apalagi yang baru menginjak semester awal.....
Maka pandai-pandailah anda melihat, membaca dan menyusun strategi jika kelak kita jadian ^^v...
5. Sebisanya, buat komitmen awal dengan_nya!!
Kira-kira komitmen apa yang kita mau bangun???? Apakah berbicara tentang masih boleh tidaknya kita keluar malam, atau satu sama lainnya harus saling menghormati kebiasaan yang masih melekat ketika masih sendiri atau.....
Yang pastinya, fikirkan sendirilah....manusia lelaki atau perempuan yang memilih jalan hidup ini adalah manusia cerdas untuk memikirkan sampai hal sekecil “komitmen”.

Selanjutnya, bagi yang berkomitmen untuk S-1 dahulu lalu berfikir S-3. Itu adalah pilihan yang wajar. Kita g’ usah diskusi banyak pada pilihan ini, soalnya ini adalah hal yang lumrah, berlaku umum sejak zaman dahulu kala, banyak terjadi....jadi kita bisa belajar banyak dari pengalaman yang ada.

Terakhir, ane hanya ingin memperjelas bahwa jika ini atau itu takdirku, maka kan kujalani. Hidup itu penuh pilihan bro, maka pilihan kita untuk mau hidup jangan sampai tersia-siakan dengan tidak memilih di antara banyak pilihan yang tersedia di depan kita.

NB:
S-1 = sarjana strata 1
S-3 = tolong baca es-tri (istri maksudnya ^^)

Ucapan selamat buat saudaraku tercinta

Untuk Saudaraku, Akhuna Agus Haruna, selamat akhi atas terpilihnya antum untuk menakhodai KAMMI UNM Parangtambung periode 2009/2010. Semoga antum diberi kekuatan dan ketabahan untuk menjalani ini semua. Insya Allah ketsiqohaan dan ketaatan kader KAMMI UNM Parangtambung akan tetap ada padamu.

salam cintaku buat ummi tersayang


Ummi, tak ada kata yang dapat mewakili betapa cinta nanda padamu
Ummi, tak ada hal yang dapat mengungkap betapa rindu nanda padamu

Ummi, tak ada wanita sampai sekarang yang kutemui menyamai tingginya belas kasihmu pada nanda
ummi, kasih dan sayang itu tak pernah meminta balas darimu

Ummi, engkau adalah sumber inspirasi terbesarku setelah Pencipta dan Penyeru kita.
Ummi, engkau adalah sosok penyejuk di kalbuku.

Ummi, nanda tak kan pernah membuat semua pengharapan dan permintaanmu terlewat percuma
Ummi, pandangi fotoku detik ini, kuteguhkan niatanku untuk membuatmu bangga dan tersenyum puas.

deretan kata-kata di atas adalah batasan tafsiran cunta dalam bentuk huruf yang belum mencerminkan betapa ku mengidolakan, ku mencintai, sosokmu. Ya Ummi.

Jauh dalam hatiku, You are the first Woman in my heart coz I do LOVE you.

dari Nanda tersayang (taufiq)

"REFLEKSI PERJALANAN KEPEMIMPINANKU (I)"


"EVALUASI", adalah prosesi yang selalu ada di tiap kesudahan pelaksanaan setiap kegiatan di tiap institusi, tidak terkecuali pada KAMMI, lebih khusus lagi di Komisariat UNM Parangtambung.

"EVALUASI", adalah hal yang sering bahkan selalu dan harus dilakukan oleh pemegang tampung pertanggungjawaban suatu institusi, tidak terkecuali ana sebagai ketua umum di komisariat UNM Parangtambung.

Namun, sesungguhnya kata inilah "EVALUASI", adalah hal yang paling tidak bisa kulakukan dari perasaan terdalamku sebagai seorang manusia yang Alhamdulillah masih memiliki perasaan mampu 'merasa', jika ana pun menjadi objek dari prosesi itu.

Sehingga perlu ana tekankan sebelumnya bahwa tulisan ini sangat kuperuntukkan bagi setiap ikhwah yang pernah menjadi staffku dan pernah ana evaluasi, terlepas dari apakah evaluasi itu cukup menjengkelkan atau memuji kalian.

Ikhwah, setelah rapat rutin kepengurusan, jujur kukatakan kepada kalian bahwa sering kukembali membayangkan wajah kalian, apalagi wajah yang ketika rapat tadi sempat kuevaluasi dengan kata-kata yang mungkin menurut kalian atau sekalian menurutku...sangat-sangat menyinggung perasaan kalian, membuat hati kalian terbakar. Sehingga kuingat perkataan salah satu di antara kalian "akh, ingatlah wanita itu juga punya perasaan...". Sangat kuingat kata-kata itu. Ketahuilah bahwa jangankan wanita/akhwat, lelaki pun punya perasaan. Tentu kalian sepakat untuk ini kan??

Sering ku merenung... Ya Allah apakah aku tidak salah telah berbuat demikian kepada saudara/saudariku. Saudaraku/saudariku yang selama ini membersamai ana dalam mengawal kerja-kerja dakwah di kampus ini. Saudara/i yang selama ini menunjukkan keikhlasannya untuk bekerja tanpa pernah kami gaji, tanpa pernah kami beri imbalan materi atas kerja keras mereka. Di antara mereka ada kakak-kakakku, ada adik-adikku, ada ikhwan yang selama ini selantai tidur bersamaku, ada ikhwa yang selapar sekenyang di rumah indah sekretariat perjuangan kami.

Hingga sampai saat itu, tak dapat lagi kubendung, lelehan liquida yang semenjak tadi terbendung oleh rangkaian ingatan kepada wajah-wajah mereka.

Ana bukanlah pemimpin yang baik bagi kalian, bukan pemimpin sejati seperti yang kalian definisikan. Karena ana adalah orang yang hanya mampu membuat kalian terdiam tsiqoh dalam amar keputusan rapat, membuat kalian terhalangi daya kritisnya di tiap prosesi sharing pendapat, dan telebih lagi ana adalah orang yang telah membuat kalian mampu dengan lancarnya menorehkan hingga memenuhi catatan diary kalian dengan perlukaaan perasaan tanpa tedeng aling-aling olehku.

Uufffhh....hingga sekarang masih ku mencari definisi pemimpin sejati, karakteristik pemimpin sejati. Walaupun sebenarnya sudah cukup banyak referensiku, tapi yang kurang (MUNGKIN) adalah kefahamanku dalam memaknai hal tersebut. Sekarang, sepertinya tinggal yang harus kubenahi adalah belajar memahami perasaan kalian, walauun itu akan terasa sangat berat.

Tapi, ikhwah...kutekankan apapun akan kulakukan untuk mencari jalan demi suksesnya beban amanah dakwah ini, hingga kemudian aku harus menanggung beban psikologis yang tak pernah antum bayangkan. Itulah kupikir konsekuensi menjadi pemimpin.

Tiap-tiap kita adalah pemimpin, setiap kita telah menjadi pemimpin atas hal tertentu dan kita telah sukses menjadi bagian evaluator dari setiap prosesi kepemimpinan itu, apakah kepemimpinan orang lain ataukah kepemimpinan untuk individu kita.

Yah,...selamatlah buat kita semua.

Simple Taujihat

amanah.... ini bukan perkara antum belum atau sudah, bukan pula perkara antum bisa atau tidak bisa, tapi ini persoalan apakah antum yakin atau tidak yakin.

Diriku.....

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Seorang alumnus salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar tepatnya di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas MIPA, Jurusan Kimia. Sekarang melanjutkan perantauan akademik di kota Gudeg Jogjakarta, menimba Ilmu di salah satu perguruan tinggi top three in Indonesia, Universitas Gadjah Mada jurusan Kimia. Seorang yang tidak terlalu menuntut dari lingkungan tapi berpikir apa yang dapat dia berikan untuk itu semua. "orang yang hidup untuk orang lain akan hidup dengan kebesarannya dan mati dalam kebesarannya juga, namun orang yang hidup untuk dirinya sendiri akan hidup dengan kapasitas yang kecil dan mati dalam keadaan kecil juga", demikian intisari ucapan seorang tokoh pergerakan Islam terbesar di dunia yang seorang "Taufiq" pegang sebagai salah satu landasan berpikir, berbuat dan bergerak untuk sebuah proyek peradaban.