ANTARA PEMBELAAN KITA TERHADAP BHP DAN SIKAP KITA TERHADAP GOLPUT

Ketika kita menelisik lebih jauh tentang mengapa kemudian UU BHP jadi disahkan, yang notabene menurut kajian publik kawan-kawan mahasiswa baik di tingkatan BEM atau organ kemahasiswaan ekstra kampus tidak berpihak kepada rakyat (kalau tenyata memang iya, UU BHP, itu tidak memihak). Maka kita akan menemukan bahwa UU tersebut disahkan oleh para birokrat legislatif, yang memang punya bagian atau kerja.

Mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh rakyat pada pemilu beberapa waktu yang lalu. Di sini, sangatlah jelas kepada teman-teman bahwa segala kebijakan yang berhubungan dengan kepentingan rakyat itu menurut konstitusi ada di tangan legislatif dan eksekutif tentunya. Maka apakah masih ada alasan yang membenarkan kita untuk tidak ikut serta dalam pemilihan politik.

Partisipasi aktif kita dalam prosesi itu, turut andil dalam mengantar orang atau partai yang se visi dengan visi kerakyatan kita. Jikalau kemudian lahir kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat, apakah tidak bisa kita katakan bahwa kita yang memilih golput, turut andil dalam mengelurkan kebijakan yang tidak memihak rakyat tersebut, artinya kita menjadi pengkhianat amanat penderitaan rakyat.

Masyarakat yang punya hak suara selayaknya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya haknya tersebut untuk menentukan wakilnya untuk duduk di legislatif atau eksekutif, tentunya dengan pertimbangan yang matang dan cerdas. Di antara lebih dari 40 partai, masakah tidak ada satu partai saja yang sesuai dengan visi kerakyatan kita, diantara ribuan calon legislatif, tidak ada biar satu saja yang masih memiliki idealisme humanis yang mau berjuang untuk rakyat ini.

Kecuali anda memang orang yang sangat apatis terhadap nasib bangsa ini, maka anda akan tetap selalu berkata “tetap saja tidak ada yang pantas dipilih, karenanya saya memilih golput”....ufff, cemen luu kawan, jikalau masih begitu. Ketahuilah, diantara deretan nama-nama itu ada kawan aktifis kita yang mengadu keberuntungan untuk bisa mengambil bagian dalam proses perbaikan bangsa lewat politik intra parlemen.

Kawan, ketika kita berkoar-koar untuk mengadakan perubahan, maka beranilah masuk ke sistem tersebut. Salah satu wujud keberanian kita adalah berani memberikan suara kita dalam pemilu. Bukan malah sebaliknya, bersikap pengecut dengan hanya berteriak-teriak diluar bahkan menyatakan golput atau bahkan menyerukan golput.

Maknai kembali, posisi kita sebagai agent of change sekaligus director of change, kawan!!!!.

Ketika masih ada suara kekecewaan dari kalian terhadap sistem ini, dan memilih terus menjadi oposan dengan menjadi golput, maka saya lebih menyukai jika kalian lebih jantan lagi meretas jalan revolusi. Tapi kuiingatkan bahwa, dengan jalan revolusilah, kita akan membayar mahal dengan korban ynag jatuh, bukan hanya lawan tapi kawan kitapun jadi korban. Lihatlah fakta yang terjadi saat PKI, atau DI/TII ataukah peristiwa penggulingan orla dan orla (reformasi).

Jadi wasilah/jalan yang aling menjanjikan dan aman untuk mengadakan perubahan di negara ini, kawan,...adalah berperan aktif pada pemilu nantinya.

Saudaraku, penolakan kita terhadap BHP hari ini, hendaknya tidak melupakan agenda kita yang lebih besar yaitu, mengantar orang-orang baik dan shaleh menuju post penentu kebijakan publik, (jangan golput maksudnya!!). jikalau penolakan UU BHP hanya advokasi kita dibidang pendidikan, maka sikap tidak golput kita lebih memiliki maksud yang lebih besar dan mulia, karena kita akan mengantar orang-orang yang akan membahas segala hal dan tentunya orang-orang itu yang akan punya wewenang untuk menetapkan kebijakan tersebut.

Penolakan BHP kawan-kawan = bersikap tidak golput pada pemilu. Bagaimana?

HIDUP RAKYAT, HIDUP MAHASISWA, ALLAHU AKBAR.

0 komentar:

Simple Taujihat

amanah.... ini bukan perkara antum belum atau sudah, bukan pula perkara antum bisa atau tidak bisa, tapi ini persoalan apakah antum yakin atau tidak yakin.

Diriku.....

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Seorang alumnus salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar tepatnya di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas MIPA, Jurusan Kimia. Sekarang melanjutkan perantauan akademik di kota Gudeg Jogjakarta, menimba Ilmu di salah satu perguruan tinggi top three in Indonesia, Universitas Gadjah Mada jurusan Kimia. Seorang yang tidak terlalu menuntut dari lingkungan tapi berpikir apa yang dapat dia berikan untuk itu semua. "orang yang hidup untuk orang lain akan hidup dengan kebesarannya dan mati dalam kebesarannya juga, namun orang yang hidup untuk dirinya sendiri akan hidup dengan kapasitas yang kecil dan mati dalam keadaan kecil juga", demikian intisari ucapan seorang tokoh pergerakan Islam terbesar di dunia yang seorang "Taufiq" pegang sebagai salah satu landasan berpikir, berbuat dan bergerak untuk sebuah proyek peradaban.