CATATAN SETELAH PLENO

Kemarin (20 Desember 2008) tepatnya di sekretariat ikhwan KAMMI Komisariat UNM Parangtambung, ana memimpin rapat pleno kepengurusan. Ternyata tanpa terasa sudah lebih dari satu semester, ana mengawal kepengurusan ini. Jika kuperhatikan dan kuresapi, sepertinya belum ada karya nyata luar biasa yang mampu kutorehkan di lembar sejarah dakwah ini. Walaupun ana tidak menafikan kerja-kerja staffku di tiap departemen dan biro.

Mungkin ana memang tipe pemimpin perfectionis, yang selalu mengharapkan kerja-kerja sempurna dari tiap kegiatan. Sehingga walaupun mungkin tingkat keberhasilannya sudah 80%, ana masih mengatakan itu belum mencapai targetku.

Namun, maksud diadakannya pleno itu adalah sebagai sarana konsolidasi pemahaman dan tekad untuk berbuat lebih baik di sisa masa kepengurusan ini.

Kemarin, untuk lebih memantapkan kerja-kerja kepengurusan, ana mengambil kebijakan untuk mendemisioner beberapa orang pengurus yang terdeteksi kurang aktif selama ini. Sebenarnya keputusan untuk menon-aktifkan beberapa ikhwa itu dilandasi oleh banyak pertimabangan matang, bukan hanya dari segi keaktifan mereka tapi juga dari track record mereka di aktifitas tarbiyah mereka. Karena ana beranggapan bahwa akan selalu terjadi korelasi berbanding lurus antara keaktifan seorang ikhwah di Liqo'at tarbiyah mereka dengan keaktifan mereka di kepengurusan. Jadi untuk saudaraku yang 'kumaksud' ana kembalikan ke liqo'at mereka untuk lebih mempermantap pemahaman mereka tentang aktifitas dakwah di KAMMI.

Lewat tulisan ini, ana juga sekalian memberikan apresiasi setinggi-tingginya buat ikhwa sekalian yang telah membersamai ana selama ini di kepengurusan atas dukungan kerja nyata, semangat, saran dan kritikannya. Jazakallah khair buat saudaraku, al-akh yamin,arsyad,agus,ansar,herul,ali_saudariku,ukh vivi,farah,husni,latifah,jayanti,lhela,indah,mita,endah,dhewi,syamsi,lisma,hufra,
fitri,dhian,anci,nanik,lilis,lina (af1 kalo ada yang kelupaan). Jazakallah atas segala ketsiqohan yang antum semua berikan yang sempat ana ragukan untuk beberapa orang. Ana fikir itulah dinamika yang wajar terjadi dalam dunia pergerakan.

Ana tidak bosan-bosannya selalu memberikan semangat kepada antum. Bahwa antum adalah orang-orang yang luar biasa, yang bisa memegang amanah dakwah ini. Ini bukan perkara antum bisa atau tidak bisa, bukan juga perkara antum sudah atau belum pernah mengerjakannya, tapi ini perkara apakah antum yakin atau tidak yakin untuk memikul beban itu. Ingatlah bahwa tanpa kita, dakwah ini akan tetap jalan, tetapi yang menjadi persoalan adalah apakah mau kita tidak menjadi bagian dari proses pencetakan sejarah dakwah itu.

pelajaran penting yang bisa ana ambil dari pleno kemarin sangat banyak. Diantaranya bahwa ternya kita butuh saling memahami satu sama lain karena ternyata ada beberapa petunjuk yang kuberikan dan salah eksekusi di lapangan hanya karena di antara staffku ada yang masih belum memahami keinginanku.

akhi/ukhti, ana betul-betul mencintai antum/na, hingga kemudian cinta itu sudah tidak bisa kubahasakan, karena ana yakin kalian juga tidak butuh apresiasi cinta itu kukonkritkan. Biarlah besaran cinta itu kita buktikan di akhirat kelak.

Sekali lagi kutekankan. Ana hanya mau bekerja dengan orang yang mau bekerja dengan ana dan dakwah ini, serta mau paham kepada ana dan dakwah ini. Ana tidak butuh orang pandainya hanya beretorika tanpa kerja nyata/amal di lapangan.

kita menunggu perubahan dari antum semua termasuk ana pasca pleno kemarin.

0 komentar:

Simple Taujihat

amanah.... ini bukan perkara antum belum atau sudah, bukan pula perkara antum bisa atau tidak bisa, tapi ini persoalan apakah antum yakin atau tidak yakin.

Diriku.....

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Seorang alumnus salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar tepatnya di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas MIPA, Jurusan Kimia. Sekarang melanjutkan perantauan akademik di kota Gudeg Jogjakarta, menimba Ilmu di salah satu perguruan tinggi top three in Indonesia, Universitas Gadjah Mada jurusan Kimia. Seorang yang tidak terlalu menuntut dari lingkungan tapi berpikir apa yang dapat dia berikan untuk itu semua. "orang yang hidup untuk orang lain akan hidup dengan kebesarannya dan mati dalam kebesarannya juga, namun orang yang hidup untuk dirinya sendiri akan hidup dengan kapasitas yang kecil dan mati dalam keadaan kecil juga", demikian intisari ucapan seorang tokoh pergerakan Islam terbesar di dunia yang seorang "Taufiq" pegang sebagai salah satu landasan berpikir, berbuat dan bergerak untuk sebuah proyek peradaban.